-->

Sadako Sasaki, Hantu Wanita Asal Jepang Penghuni Sumur Tua

Sadako Sasaki, Hantu Wanita Asal Jepang Penghuni Sumur Tua

Ladiesmail - Jepang atau dengan julukan negeri sakura ini memang memiliki banyak kisah Urban Legend yang cukup menyeramkan. Selain yang dipopulerkan adalah Kuchisake Onna dengan mulut robek atau Hanako-san yang dipercaya hantu penunggu toilet, tentu Sadako Sasaki juga tidak kalah keseramannya dengan ciri-ciri berambut panjang menutupi muka, dan memakai gaun panjang berwarna putih.

Sadako Sasaki memang tidak jauh berbeda dengan Kuntilanak yang ada di Indonesia. Tapi, Sadako ini sering keluar dari sumur dengan cara merangkak. Konon, Sadako mati bunuh diri dengan cara terjun ke dalam sumur tua yang sebagaimana dikutip Wikipedia.

Orang-orang yang tinggal di sekitar sumur tersebut sering melihat Sadako berdiri di tepi sumur atau sedang merangkak keluar dari sumur. Kutukan Sadako sangat kuat dan dia terus menyimpan dendam kesumatnya kepada siapapun yang dia temui di sekitar sumur tempat dia mati.

Sadako Sasaki yang terlahir pada 7 Jan 1943 dan meninggal pada 25 Okt 1955 adalah seorang gadis yang tinggal di dekat jembatan Misasa di Hiroshima. Jepang kala itu tengah dijatuhi bom atom yang jatuh di Hiroshima.

Ketika Sadako baru berumur 2 tahun atau tepat pada 6 Agustus 1945. Ia menjadi korban dari bom atom tersebut. Pada saat ledakan itu Sadako sedang berada didalam rumah, sekitar 1 mil dari titik ledakan bom.

Pada Januari 1955, bintik-bintik ungu sudah mulai terbentuk dan menjadi gumpalan yang membesar. Kemudian dokter mengklaim kalau penyakit yang dideritanya adalah leukemia, penyakit itu kemudian disebut sebagai (Sebuah Penyakit dari ledakan Bom Atom). Dan pada tanggal 3 Agustus 1955, Chizuko Hamamoto, teman terbaik Sadako datang ke rumah sakit untuk mengunjungi dan memberi sebuah origami dari kertas yang dibuat menjadi Crane.

Pada awalnya Sadako tidak mengerti mengapa Chizuko melakukan hal ini, kemudian Chizuko memberitahu cerita tentang karya cranes. Lalu dia mulai membuat crane sendiri sejak dia mendengar cerita itu, Orang Jepang dahulu mengatakan bahwa orang yang bisa membuat 1000 cranes akan mendapat apa yang diinginkannya.

Versi cerita yang populer di Jepang adalah bahwa dia tidak berhasil membuat 1000 cranes dari tujuan awalnya, dia hanya memiliki 644 lipatan sebelum dia mati. Dan kemudian temannya yang berhasil menyelesaikan 1000 crane dan dikuburkan bersama dengan Sadako.

Sedangkan versi lain menyebutkan bahwa pada akhir Agustus 1955 Sadako telah mencapai tujuan itu dan terus melipat cranes sampai dia mati. Cerita ini berasal dari buku Sadako dan Ribuan Kertas Cranes, sebuah pameran yang muncul di Hiroshima Peace Memorial Museum. Walaupun dia memiliki banyak waktu luang selama dia di rumah sakit untuk membuat cranes, dia tidak punya cukup kertas untuk membuat 1000 crane tersebut.

Dia mendapat kertas dengan cara pergi ke kamar pasien lain untuk meminta bekas kertas hadiah yang sudah tidak digunakan lagi dari temannya, Chizuko yang selalu membawakan kertas setiap hari sepulang dari sekolah untuk Sadako.

Selama waktunya di rumah sakit itu kondisinya semakin memburuk. Sekitar pertengahan Oktober, kaki kirinya bengkak dan berubah menjadi ungu. Dengan keluarga disekelilingnya Sadako meninggal pada pagi 25 Oktober 1955.
Advertisement

Write Comment